Friday, March 22, 2013

Komunikasi Sosial dan Pembangunan


1.      Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial adalah salah satu teori yang memepelajari tentang bagaimana cara seseorang berhubungan dengan orang lain, kemudian seseorang tersebut menentukan keseimbangan antara pengorbanan dan keuntungan apa saja yang akan didapatkan dari hubungan tersebut. Kemudian setelah seseorang itu menentukan keseimbangannya, maka ia akan dapat menentukan jenis hubungan dan kesempatan memperbaiki hubungan tersebut atau tidak sama sekali.

Dasar dari pemikiran teori pertukaran sosial ini adalah seseorang yang dapat mencapai suatu pengertian mengenai sifat komplek dari kelompok dengan mengkaji hubungan di antara dua orang atau yang biasa dikenal dengan sebutan dyadic relationship. Dimana suatu kelompok dipertimbangkan untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut.

Dari perumusan tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa interaksi manusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya dan imbalan dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respons dari individu-individu selama interaksi sosial. Jika imbalan dirasa masih belum cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk melindungi imbalan apapun yang mereka cari.

Karena telah berusaha untuk menjelaskan tentang fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan, maka pendekatan pertukaran sosial ini dianggap sangat penting.

Contohnya adalah misalnya pada hubungan suami istri pada suatu ikatan pernikahan. Hubungan tersebut akan dikatan langgeng atau awet jika kedua belah pihak tersebut merasa saling menguntungkan satu sama lainnya. Perilaku seseorang akan dimunculkan bila dirinya merasa diuntungkan. Namun sebaliknya, jika saling merugikan maka perilaku tersebut tidak akan dimunculkan atau diperlihatkan. Banyak sekali kasus perceraian yang seringkali jumpai. Pada awalnya mereka mengumbar-ngumbarkan kemesraannya, namun ketika sedang bertengkar atau bercerai mereka mengubar-ngumbarkan kejelekan pasangannya masing-masing. Untuk menghindari hal itu, maka harus saling memahami kelebihan dan kekurangan dari pasanganya masing-masing agar tercipta sikap yang saling melengkapi. Selain itu, harus membuat komitmen terlebih dahulu sebelum menjalin sebuah ikatan pernikahan agar tidak terjadi perceraian.

2.      Teori Keseimbangan Heider
Teori keseimbangan Heider ini dikemukakan oleh Fritz Heider. Beliau adalah seorang psikolog yang dikenal peduli terhadap cara seseorang menata sikap terhadap orang dan benda dalam hubungannya satu sama lain di dalam struktur kognitifnya sendiri.

Ruang lingkup Teori Kesimbangan dari Heider ialah hubungan-hubungan antarpribadi. Teori ini  menjelaskan bagaimana individu-individu  sebagai suatu kelompok cenderung untuk menjalin hubungan satu sama. Tentunya salah satu cara bagaimana suatu kelompok dapat berhubungan, ialah dengan menjalin komunikasi secara terbuka. Teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan intrapribadi yang berfungsi sebagai daya tarik. Menurut teori ini, berbagai perasaan positif dan negatif yg dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain.

Heider juga mengembangkan dua konsep keadaan yang terjadi di dalam Teori Keseimbangan Heider ini, antara lain :
a.       Keadaan yang seimbang
Keadaan yang seimbang menunjukkan sebuah situasi yang di dalamnya unit-unit yang ada dan sentiment-sentimen yang dialami hidup berdampingan tanpa tekanan.
b.      Keadaan yang tidak seimbang
Keadaan yang tidak seimbangan ini menimbulkan ketegangan dan membangkitkan tekanan-tekanan untuk memulihkan keseimbangan.

Paradigma yang telah dibuat oleh Heider mempunyai fokus yang berada pada 2 individu, seorang (P), objek analisis dan beberapa orang lain (O), dan objek fisik, gagasan, atau peristiwa (X). Fokus Heider adalah pada bagaimana hubungan di antara ketiga entitas ini diorganisasikan dalam benak seseorang kesukaan (L) dan hubungan unit (U) (penyebab, kepemilikan, kesamaan, dan sebagainya). Dalam paradigm Heider, keadaan seimbang muncul apabila hubungan ketiganya positif dalam segala hal atau apabila dua negative dan satu positif. Semua kombinasi lain adalah tidak seimbang.

 Contohnya adalah ada dua orang sahabat, yaitu X dan Y,  yang telah menjalin pertemanan sudah cukup lama dan cukup dekat. Ketika ada seorang teman yang lain yaitu Z menanyakan pendapat tentang X ke Y, Y mengatakan bahwa X adalah seorang sahabat yang sangat baik, penuh perhatian, dan dewasa. Kemudian ketika Z menanyakan pertanyaan yang sama kepada X, X mengatakan bahwa Y adalah seseorang yang kurang baik karena dia adalah tipe orang yang egois dan masih kekanak-kanakan.

3.      Teori A-B-X Newcomb
Teori A-B-X Newcomb awalnya diambil oleh Theodore M. Newcomb dari teori keseimbangan Heider dan diterapkan pada komunikasi antarmanusia. Kemudian beliau menggunakan istilah teori simetri agar berbeda dengan teori keseimbangan dan berpendapat bahwa kita berusaha saling memengaruhi satu sama lain untuk menghasilkan simetri (keseimbangan/ekuilibrium).

Teori Newcomb lebih merupakan sebuah teori daya tarik antarindividu daripada teori perubahan sikap. Apabila kita gagal mencapai simetri melalui komunikasi dengan orang lain tentang sebuah objek yang penting bagi kita, maka kita kemudian dapat mengubah sikap kita baik terhadap orang itu maupun pada objek yang diperbincangkan guna menciptakan simteri.

Karena model Newcomb berhungan dengan 2 orang dan komunikasi di antara mereka, beliau memberi label A dan B dan tetap memberi label X, sama dengan Heider, untuk mepresentasikan objek sikap mereka.
Berbeda dengan Heider, Newcomb menekankan komunikasi. Semakin tidak simetri antara A dan B terhadap X, maka semakin besar kemungkinan A akan berkomunikasi dengan B tentang X. Simetri memprediksikan bahwa manusia berasosiasi atau menjadi teman bagi manusia lain yang sama pendapatnya.

Teori simetri Newcomb memprediksikan bahwa semakin A tertarik pada B, maka semakin besar perubahan opini pada pihak A terhadap posisi B.

Contohnya adalah A dan B sedang membicarakan tentang kegunaan Samsung Android serta kelebihan dan kerugiannya. B beranggapan bahwa Samsung adalah smartphone terbaik di dunia dan B pun sudah memakai Samsung sudah hampir 3 tahun. Kemudian A mencari informasi tentang kelebihan dan kekurangan dari Samsung dan mengatakan kepada B bahwa Samsung bukan smartphone yang terbaik di dunia. Kebanyakan  Samsung hanya digunakan untuk mengupdate Instagram dan menurut A smartphone yang terbaik itu adalah Android seperti Samsung. Namun, B mengatakan tidak hanya aplikasi tersebut yang digunakan, namun masih ada banyak sekali aplikasi yang terdapat pada Samsung tersebut. Sehingga A dan B saling memengaruhi tentang persepsi mereka tentang Samsung dan mereka saling meningkatkan keadaan simetris mereka.

4.       Teori Perbandingan Sosial
Perbandingan sosial adalah proses membandingkan diri kita dengan orang lain. Dari kutipan Leon Festinger,Fisher mengemukakan bahwa orang biasanya melakukan evaluasi diri, yaitu suatu cara untuk mengetahui diri kita sendiri (konsep diri). Selain itu kita juga ingin mengetahui bagaimana menilai diri kita.

Sebagai manusia, kita selalu ingin merasa baik oleh sebab itu kita melakukan proses evaluasi diri dengan membandingkan diri kita dengan orang lain. Salah satu cara agar kita bisa melakukan perbandingan sosial adalah dengan cara komunikasi antarpribadi.

Seringkali kita melakukan perbandingan sosial dengan orang yang setara dengan kita. Dan ini dapat diartikan bahwa berarti kita jarang sekali membandingkan diri kita dengan orang lain yang jauh  ukuran atau tingkatnya dibandingkan dengan kita.

Contohnya adalah ketika kita menjadi sebuah direktur, pasti kita akan membandingkan dengan orang yang jabatannya di bawah kita atau yang status sosialnya lebih rendah daripada kita. Peristiwa tersebutlah yang melahirkan adanya perbandingan sosial sehingga kita tidak bisa mengevaluasi diri kita. Jika kita membandingkannya dengan orang yang mempunyai status sosial atau jabatan yang sama dengan kita, maka tidak akan mucul yang namanya perbandingan sosial tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Littlejohn, Stephen W dan Karen A Foss.2009.Teori Komunikasi.Jakarta:Salemba Empat.
Sevener, Warner J dan James W Tankard.2005. Teori Komunikasi.Jakarta:Kencana Prenada.